Songgot baru selesai membaca novel percintaan, sepertinya novel picisan tersebut sedang mempengaruhinya. Lae pasaribu sedang membaca buku kuliahnya dan tak ingin diganggu. Maka Songgot pun menggangu.
Songgot : lae, dengar dulu pertanyaanku ini!!
Lae Pasaribu : ya (jawabnya, tuk menghormatinya laenya.karena pertanyaannya sepertinya sulit dibendung)
Songgot : ibarat bunga, tahu kau lae seperti apa boru manurung disamping kost kita?
Lae Pasaribu : gak.
Songgot : ia itu ibarat pohon kamboja, bertubuh tinggi dan besar
Lae Pasaribu : oohh ya. (tetap membaca bukunya)
Songgot : klo boru simare-mare mandannya?
Lae Pasaribu : gak tahu. (tanpa melihat songgot)
Songgot : ia ibarat bunga mawar, memang cantik tapi dapat dipetik siapapun dan ada dimana-mana.
Lae Pasaribu : betul tuh.. ( coba menanggapi)
Songgot : klo itomu itu baru Pasaribu?
Lae Pasaribu : ibarat apa?. . (sambil membaca)
Songgot : ibaraaatnya. Bunga.. bangke
Lae Pasaribu : apa!!!bahay kau ini ale.. (sambil melatakkan bukunya dan melihatnya)
Songgot : he,ee,…he.. piss laae, tak kau dengan pula ceritaku!
Lae Pasaribu : ok, sekarang boru Siahaan yang tinggal sendiri di sebelahnya lagi, ibarat apa?
Songgot : Bunga Teratai, punya keindahan khas, warna yang berbeda dan menarik.
Lae Pasaribu : gak usah panjang2jadi dah berap kali kau ditolaknya?
Songgot : 3 kali, maksudk gini lae, kira2 bagaimana dengan itomu itu?
Lae Pasaribu : alllaaa..aa. gak usalah.. nanti belum apa-apa kau dah mundur seperti sebelumnya… (berdiri dan meninggalkan Songgot sendiri di ruangan tersebut)
Songgot : hehe..e.he.. piss lae..