mangaratua

Posts Tagged ‘situmorang’

Here I am..

In just my opinion on January 7, 2011 at 12:42 pm

Tanah Batak Tanah Leluhur

Samosir sebuah perkampungan bagi orang Toba, sebuah kampung yang katanya sakral kental akan adat budaya.

menurut saya ini hanya masalah waktu jika kondisi tidak berubah. modernisasi Ke-II bagi orang Toba setelah modernisaasi  pertama Belanda masuk menguasai Tapanuli.

welcome…. Hora.. Horas… Horas

“Tobing, Situmorang, Silaban dan Siahaan”

In Songgot Story on September 3, 2009 at 4:32 am

sore itu Songgot dan Lae Pasaribu duduk di lapo tuak yang belum buka

Songgot : ketimbang kita bengong disini bgaiamana klo kita tebak2an marga lae?

Lae Pasaribu : ide bagus lae, kau duluan

Songgot : kau tahu kepanjangan “Tobing”?

Lae Pasaribu : gak tahu aku.

Songgot : Tobing, “tontonan bikin bingung”, ini seperti sinetron2 di tv yang bikin bingung

Lae Pasaribu : klo Situmorang tahu kau lae.?

Songgot : nggak

Lae Pasaribu : “Situmorang”, “Situ monyet ato orang”..he..he..he… klo ini kita ibaratkan seperti Budi Handuk. Ini lagi Silaban?

Songgot : klo itu tahulah aku, “Silaban” “silap mata ilang barang”, ini orang2 usil yang ada di Parapat, karena disana banyak wisatawan kehilangan barang bawaan.

Lae Pasaribu : manatap kali lae, ha..haaa.ha

Songgot : terakhir “Siahaan” tahu kau lae?

Lae Pasaribu : kau jelaskanlah.!!

Songgot : “ Siahaan” “ santik, indah dan menawan”

Lae Pasaribu : lha kok bias??!!!

Songgot : kau lihat itu boru Siahaan lewat, nah (Songgot menunjuk seseorang)

Lae Pasaribu : ooeeeee…eeee..alaaamak.. santik kali lae..!!!

Songgot picisan

In Songgot Story on September 3, 2009 at 4:20 am

Songgot baru selesai membaca novel percintaan, sepertinya novel picisan tersebut sedang mempengaruhinya. Lae pasaribu sedang membaca buku kuliahnya dan tak ingin diganggu. Maka Songgot pun menggangu.

Songgot : lae, dengar dulu pertanyaanku ini!!

Lae Pasaribu : ya (jawabnya, tuk menghormatinya laenya.karena pertanyaannya sepertinya sulit dibendung)

Songgot : ibarat bunga, tahu kau lae seperti apa boru manurung disamping kost kita?

Lae Pasaribu : gak.

Songgot : ia itu ibarat pohon kamboja, bertubuh tinggi dan besar

Lae Pasaribu : oohh ya. (tetap membaca bukunya)

Songgot : klo boru simare-mare mandannya?

Lae Pasaribu : gak tahu. (tanpa melihat songgot)

Songgot : ia ibarat bunga mawar, memang cantik tapi dapat dipetik siapapun dan ada dimana-mana.

Lae Pasaribu : betul tuh.. ( coba menanggapi)

Songgot : klo itomu itu baru Pasaribu?

Lae Pasaribu : ibarat apa?. . (sambil membaca)

Songgot : ibaraaatnya. Bunga.. bangke

Lae Pasaribu : apa!!!bahay kau ini ale.. (sambil melatakkan bukunya dan melihatnya)

Songgot : he,ee,…he.. piss laae, tak kau dengan pula ceritaku!

Lae Pasaribu : ok, sekarang boru Siahaan yang tinggal sendiri di sebelahnya lagi, ibarat apa?

Songgot : Bunga Teratai, punya keindahan khas, warna yang berbeda dan menarik.

Lae Pasaribu : gak usah panjang2jadi dah berap kali kau ditolaknya?

Songgot : 3 kali, maksudk gini lae, kira2 bagaimana dengan itomu itu?

Lae Pasaribu : alllaaa..aa. gak usalah.. nanti belum apa-apa kau dah mundur seperti sebelumnya… (berdiri dan meninggalkan Songgot sendiri di ruangan tersebut)

Songgot : hehe..e.he.. piss lae..

Halus (inasi)

In Songgot Story on September 3, 2009 at 4:19 am

Songgot : tahu kau lae, kenapa air danau ini surut?

Lae Pasaribu : karena musim kemarau, dah lama gak turun hujan.

Songgot : Salah bukan itu

Lae Pasaribu : Jadi apa Lae?

Songgot : Karena namboru2 disinin sedang bersedih, gak ada lagi Boru Raja di kampong ini

Lae Pasaribu : kok bisa?

Songgot : karena itu gak dicucurkannya air dari gunungnya.

Lae Pasaribu : Gunung..!!? klo boru rajanya kenapa?

Songgot : dah jadi budak-budak di kampong orang, ada yang ke Malaysia ada yang ke batam.,

Lae Pasaribu : memangnya knapa klo mereka kerja disana lae?

Songgot : mana kutahu, khan namboru itu yang bilang

Lae Pasaribu : jadi namboru itu dimana sekarang?

Songgot : tadi disini, skarang mana tahu.

Lae Pasaribu : cuma kita duanya disini, jadi knapa kau bilang kayak gitu Songgot : lha khan Cuma bilang

Lae Pasaribu : jadi tujuannya apa?

Songgot : mana tahu aku

Lae Pasaribu : lha jadi bingung

Songgot : aku juga bingung masalahnya apa

Lae Pasaribu : daripada bingung2, kita minum aja tuak ini.

Arti nama dari 7 sub marga Situmorang

In Batak Marsada on August 26, 2009 at 9:17 am

Nama yang diberikan kepada setipa sub marga tersebut merupakan pemberian sesudahnya, bukan nama pemberian mereka lahir:

  1. Lumban Pande

Lumban mengisyaratkan asal, tempat mereka tinggal. Pande berarti pintar, pandai dan ahli.

  1. Lumban Nahor

“Na Hor” berarti yang panjang dan berderet-deret, mungkin karena rumah di kampong tersebut panjang dan berderet-deret

  1. Subuhnihuta

“Suhut” tuan rumah, pelaksana pesta, “ Huta” kampong. Diberikan karena peranannya diantara ketujuh bersaudara, biasanya rumah ataupun halaman rumahnya digunakan sebagai tempat pesta oleh 6 saudara yang lain. Pendahulu ini seorang yang polos dan toleran dengan saudaranya.

  1. Tuan Ringo

Keturunannya kemudian menggunakan nama-nama Situmorang, Siringo-ringo, Rumapea dan pangpang. “Ringo” berarti ribut dan banyak tingkah, pada masa dewasanya Tuan Ringo pernah hendak dihukum oleh saudaranya karena kejahilan dan ketidaksaponannya.

  1. Darimangambat

Keturunannya kemudian menggunakan nama Sitohan Uruk. “dari” nama sejenis ular berbisa yang sangat ditakuti, “Mangambat” menghempang, menghadang. Diartikan memiliki kemampuan untuk mengahadang musuh dan menangkal bahaya.

  1. Raja Itubungna

Kelak keturunannya bernama Sitohang Tong-Tonga.Itubungna berarti dalam dirinya atau dalam tubuhnya sendiri

  1. Raja Bonanionan

Sitohang Toruan merupakan generasi dari Raja Bonanionan, yang berarti pendahulu tersebut yang pertama kali mendirikan pecan di Samosir.

sumber: Situmorang Na Bolon